Metode Farmakologi 4

Pengujian aktivitas antibiotik dapat dilakukan secara mikrobiologi. Terdapat beberapa metode pengujian, namun disini saya menjelaskan tentang pengujian antibiotik kloramfenikol pada Salmonella enterica yang merupakan penyebab dari penyakit tifoid. Disini menggunakan metode difusi kirby-bauer dengan prinsip mengukur daerah hambatan pertumbuhan bakteri akibat difusi zat pada media

berikut link video youtube untuk penjelasan lebih lanjut:

https://youtu.be/qD9ajkqOKyU

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Pada saat uji aktivitas kloramfenikol dijelaskan kertas cakram kosong harus dipanaskan terlebih dahulu dalam oven dengan suhu 70°C. Mengapa kertas cakram kosong harus dipanaskan dalam oven 70°C? Apa yang terjadi jika kertas cakram kosong tidak dipanaskan terlebih dahulu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pada semua pengujian aktivitas antibakteri dengan menggunakan metode kirly-bauner kertas cakram kosong harus dipanaskan terlebih dahulu karena untuk memastikan tidak adanya mikroorganisme lain yang tumbuh (disterilkan). Jika tidak dipanaskan atau disterilkan terlebih dahulu takutnya adanya mikroorganisme yang timbul atau tumbuh pada kertas cakram yang akan mengganggu pada proses pengujian mempengaruhi pada hasil dalam pengujian aktivitas bakeri.

      Hapus
  3. Pada saat prosedur difusi kirly-bauner yaitu saat pembuatan suspensi bakteri pada media BHI. Apa maksud dan tujuan dilakukan pengenceran pada konsentrasi koloni samonella menjadi 10⁸ CFU pada proses membuat suspensi bakteri pada media BHI tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dilakukan pengenceran yaitu untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan karena hal ini akan dilakukan perhitungan bakteri dan tidak mungkin untuk menghitung yang berjumlah puluhan ribu sehingga nantinya dapat diamati dan dihitung jumlah mikroorganisme secara spesifik dan didapatkan perhitungan yang tepat

      Hapus
  4. Pada mekanisme kerja kloramfenikol adalah menghambat sintesis protein bakteri dengan mengikat secara terbalik ke subnuit 50 S ribosom. Bagaimana cara atau mekanisme kloramfenikol dalam mengikat secara terbalik subunit 50S sehingga dapat menghambat sintesis protein bakteri? Dan apa yang dimaksud mengikat secara terbalik subunit 50 S?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kloramfenikol berdasarkan strukturnya memiliki unsur elektronegatif yang bersifat polar. Sintesis protein berlangsung diribosom, dengan bantuan mRNA dan tRNA. Pada bakteri, ribosom terdiri atas dua subunit, yang berdasarkan konstanta sedimentasi dinyatakan sebagai ribosom 30S dan 50S. Untuk berfungsi akan bersatu pada pangkal rantai mRNA menjadi ribosom 70S. Kloramfenikol berikatan dengan ribosom 50S dan menghambat asam amino baru pada rantai polipeptida oleh enzim peptidil trasferase.
      Mengikat secara terbalik disini maksudnya adalah mengikat sisi aktif sehingga menghambat ikatan asam amino baru.

      Hapus
  5. Kesimpulan dari pertanyaan 1, jadi kertas cakram kosong harus dipanaskan terlebih dahulu untuk mensterilkan sehingga dipastikan tidak ada mikroorganisme yang tumbuh pada kertas cakram kosong dan dapat mengganggu proses pengujian dan hasil dari pengujian.

    Kesimpulan dari pertanyaan 2, dilakukanya proses pengenceran untuk mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi didalam cairan karena tidak mungkin untuk menghitung dan mengamati bakteri yang berjumlah puluhan ribu sehingga didapatkan jumlah mikroorganisme spesifik dan perhitungan yang tepat.

    Kesimpulan dari pertanyaan 3. Pada bakteri, ribosom terdiri dari dua sub unit yaitu 50 s dan 70s. Kloramfenikol dapat berikatan secara terbalik atau mengikat sisi aktif pada ribosom 50 S sehingga dapat menghambat ikatan asam amino baru pada rantai polipeptida oleh enzim peptidil trasferase atau dapat dikatakan menghambat sintesis protein bakteri.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ISB 5

Metodelogi Farmasi 6